Jakarta, 28 Oktober 2025 – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus mendorong peningkatan pengembangan infrastruktur sanitasi dan pengelolaan sampah di seluruh Indonesia. Upaya ini sejalan dengan tema peringatan Hari Habitat Dunia 2025 tahun ini yang bertema “Resilient Urban Future: Clean Cities for All”. Tema peringatan ini menjadi refleksi penting bagi Kementerian PU untuk terus membangun kota yang tangguh, sehat, dan berkelanjutan melalui penyediaan akses sanitasi dan sistem persampahan yang inklusif.
Transformasi pengelolaan sampah nasional saat ini telah
menjadi isu penting. Presiden Prabowo Subianto, melalui Peraturan Presiden
Nomor 109 Tahun 2025, mengamanatkan Penanganan Sampah Perkotaan melalui
Pengolahan Sampah Menjadi Energi Terbarukan Berbasis Teknologi Ramah
Lingkungan. Dalam Perpres ini, Presiden menargetkan pembangunan fasilitas
pengolahan sampah menjadi listrik di 34 titik nasional sebagai bagian dari
strategi besar menuju Indonesia Bersih dan Berdaulat Energi.
Merujuk pada Perpres Nomor 109 itu, Menteri PU Dody
Hanggodo menegaskan arti penting keberadaan TPST dan TPST 3R di kota-kota kecil
dan menengah yang belum memiliki kapasitas pengelolaan sampah skala besar.
“Kalau kota besar seperti Jakarta, Surabaya, atau Bali
bisa mengelola lebih dari seribu ton sampah per hari dan dikonversi menjadi
energi, maka kota menengah tetap bergantung pada TPST dan 3R. Di sinilah proses
pemilahan lebih efisien dan dekat dengan masyarakat,” kata Menteri Dody.
Dalam hal pengolahan sampah nasional, Kementerian PU
melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya telah menunjukkan kontribusi signifikan
sepanjang tahun 2025. Sebanyak 979 Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM)
sektor sanitasi dan persampahan telah berhasil dibangun di 29 provinsi dan 105
kabupaten/kota. Program ini terdiri atas Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas)
di 841 lokasi, yang diproyeksikan menyerap 11.774 tenaga kerja melalui skema
padat karya. Selain itu, juga ada program pembangunan Sanitasi Lembaga
Pendidikan Keagamaan (LPK) yang menyasar 107 lokasi dan menyerap 642 tenaga
kerja. Khusus untuk program Tempat Pengolahan Sampah 3R, tahun ini dibangun 31
lokasi dengan nilai investasi Rp22 miliar, yang turut menyerap 465 tenaga kerja
melalui skema padat karya.
Selain program berbasis masyarakat, proyek strategis
nasional seperti Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) juga terus
dilanjutkan. Proyek ini menjadi tonggak penting peningkatan kualitas lingkungan
perairan dan akses sanitasi di Jakarta. Pembangunan IPAL Zona 1 dan Zona 6 Fase
1 ditargetkan selesai pada 2027 dengan kapasitas 240.000 m3 per hari untuk
melayani 989.389 jiwa. Hingga September 2025, progres fisiknya telah mencapai
39,42%.
Sejumlah infrastruktur pengelolaan sampah strategis juga
telah diselesaikan, antara lain: TPST Sentiong berkapasitas 50 ton per hari di
Kota Cimahi berteknologi Refuse Derived Fuel (RDF), TPST Lebak Saat
berkapasitas 10 ton per hari dengan sistem Biological Solid Fuel (BSF), serta
TPST Cicukang Holis II di Kota Bandung berkapasitas 46 ton per hari. Selain
itu, Kementerian PU juga melakukan optimalisasi TPA Regional Mamitarang di
Minahasa Utara untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan hingga 350 ton sampah per
hari.
Capaian tahun 2025 ini melanjutkan fondasi yang telah
dibangun pada periode 2020–2024, di mana Kementerian PU telah membangun 33 TPA,
26 TPST, 833 TPS 3R, 12 IPAL, dan 33 IPLT. Dengan seluruh capaian tersebut,
Kementerian PU menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur ini bukan hanya
investasi fisik, melainkan investasi sosial dan lingkungan jangka panjang.
Program-program ini menjadi fondasi menuju target 100% pengelolaan sampah
nasional pada 2029, yang ditempuh melalui peningkatan sistem pemilahan dari sumber,
penerapan sanitary landfill, dan optimalisasi izin TPA di seluruh wilayah.
Program kerja ini merupakan bagian dari “Setahun Bekerja, Bergerak –
Berdampak” dalam menjalankan ASTA CITA dari Presiden Prabowo Subianto.
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat
#SetahunBerdampak
Artikel ini juga tayang di vritimes

