Mengapa Kita Harus Menyusun Rencana Keuangan Jangka Panjang dan Pendek

Date:

Banyak orang bersemangat ketika bicara soal keuangan, tapi jarang yang benar-benar punya rencana keuangan yang jelas. Sebagian besar dari kita hanya fokus pada kebutuhan harian, bayar tagihan, cicilan, dan belanja bulanan. Padahal, tanpa rencana keuangan yang terstruktur, uang sering “menghilang” tanpa arah. 

Itulah mengapa penting untuk punya dua jenis perencanaan, jangka pendek dan jangka panjang. Keduanya ibarat dua sayap yang membuat finansial kita bisa terbang stabil.

1. Uang bukan sekadar untuk hari ini

Kita hidup dalam dunia yang serba cepat. Gaji datang, lalu habis begitu saja. Ada yang bilang, “Yang penting bisa hidup tiap bulan dulu.” Tapi hidup bukan cuma tentang bertahan. Keuangan yang sehat bukan sekadar cukup untuk hari ini, melainkan mampu mengamankan masa depan.

Misalnya, kamu bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari tanpa masalah, tapi bagaimana dengan tabungan untuk darurat? Untuk liburan keluarga? Untuk dana pensiun nanti? Tanpa rencana, uang yang masuk dan keluar hanya jadi arus tanpa arah.

Perencanaan keuangan jangka pendek dan panjang membantu kamu melihat gambaran besar, ke mana uangmu pergi dan apa yang ingin kamu capai dengan itu.

2. Rencana keuangan jangka pendek

Rencana keuangan jangka pendek biasanya berfokus pada kebutuhan dan target dalam kurun waktu 0–2 tahun. Contohnya:

– Menyelesaikan cicilan kartu kredit dalam 6 bulan.

– Mengumpulkan dana darurat minimal 3 kali pengeluaran bulanan.

– Menabung untuk liburan akhir tahun.

– Mempersiapkan uang masuk sekolah anak tahun depan.

– Tujuannya sederhana yaitu mengelola likuiditas dan kestabilan finansial harian.

Tanpa rencana jangka pendek, kamu mudah tergoda untuk menggunakan uang pada hal yang tidak prioritas. Tapi dengan target jelas. Misalnya, menabung Rp1 juta per bulan untuk dana darurat, kamu jadi punya arah dan motivasi.

Selain itu, rencana jangka pendek juga berfungsi sebagai “pagar” agar keuangan tidak bocor. Setiap keputusan belanja jadi lebih terukur karena kamu tahu ada target yang sedang dikejar.

3. Rencana keuangan jangka panjang

Kalau rencana jangka pendek adalah pondasi, maka rencana jangka panjang adalah bangunannya. Ia mencakup tujuan besar yang butuh waktu bertahun-tahun untuk diwujudkan. Misalnya:

– Membeli rumah dalam 5–10 tahun.

– Mempersiapkan dana pendidikan anak.

– Menyiapkan dana pensiun.

– Berinvestasi untuk kebebasan finansial di usia muda.

Tanpa perencanaan jangka panjang, banyak orang terjebak dalam siklus “kerja keras tapi tidak punya hasil jangka panjang.” Gaji naik, tapi tetap tidak punya aset.

Rencana jangka panjang mengajarkan kamu tentang disiplin menunda kesenangan (delayed gratification) bahwa tidak semua keinginan harus dipenuhi sekarang. Kamu belajar memisahkan antara kebutuhan dan keinginan.

4. Menghubungkan rencana jangka panjang dan pendek

Kamu tidak bisa hanya fokus jangka pendek (karena bisa kehilangan arah masa depan), tapi juga tidak bisa hanya fokus jangka panjang (karena bisa goyah di tengah jalan).

Contohnya, kamu ingin membeli rumah 10 tahun lagi (jangka panjang). Untuk mencapainya, kamu butuh dana awal Rp50 juta untuk DP. Maka, kamu perlu menabung Rp500 ribu–Rp1 juta per bulan mulai dari sekarang (jangka pendek).

5. Manfaat punya rencana keuangan yang jelas

Selain membantu kamu lebih tenang secara mental, punya rencana keuangan juga memberi sejumlah manfaat nyata:

– Menghindari stres finansial. Kamu tahu posisi keuangan dan punya kontrol penuh terhadapnya.

– Lebih siap menghadapi krisis. Ada dana darurat, jadi tidak panik saat terjadi pengeluaran mendadak.

– Meningkatkan peluang mencapai tujuan. Menabung dan berinvestasi jadi kebiasaan, bukan beban.

– Meningkatkan disiplin diri. Kamu belajar menahan impuls belanja dan fokus pada prioritas.

– Membangun kebebasan finansial. Semakin terencana keuanganmu, semakin cepat kamu lepas dari tekanan utang atau gaji bulanan.

6. Konsistensi

Punya rencana itu mudah, yang sulit adalah konsisten menjalankannya. Banyak orang semangat di awal, buat spreadsheet, atur anggaran, tulis target. Namun, begitu ada promo belanja atau nongkrong mendadak, semua rencana buyar.

Solusinya? Otomatiskan keuanganmu. Jadikan menabung dan investasi sebagai habit, bukan pilihan. Salah satu cara paling efektif adalah dengan menyisihkan tabungan di awal setiap bulan. 

7. Mulai sekarang, jangan tunggu sempurna

Kebanyakan orang menunda rencana keuangan karena merasa “belum cukup uang.” Padahal, justru perencanaanlah yang membuat uangmu cukup. Tidak perlu menunggu gaji besar untuk memulai yang penting adalah kebiasaan.

Mulailah dengan mencatat pengeluaran kecil, buat prioritas, dan sisihkan sebagian pendapatan untuk masa depan. Dari sana, kamu akan mulai merasakan ketenangan dan arah hidup finansial yang lebih jelas.

8. Wujudkan rencana keuanganmu dengan tabungan digital

Kini, membuat rencana keuangan jadi semakin mudah berkat layanan perbankan digital seperti neobank dari Bank Neo Commerce. Lewat Tabungan NOW, kamu bisa mulai menabung tanpa ribet, bebas biaya admin, dan bunga kompetitif yang cair harian yang bisa bantu rencana keuanganmu tumbuh lebih cepat.

Tabungan tanpa biaya admin ini bisa membantu agar rencana jangka pendek dan panjangmu berjalan lancar. Mulai langkah kecilmu dengan membuka Tabungan NOW di bank dengan layanan digital tanpa biaya admin di neobank.

Download aplikasi neobank di PlayStore atau App Store dan coba rekomendasi tabungan bank terbaik lewat produk Tabungan NOW sekarang. 

Cek info lebih lanjut dan terbaru di link Tabungan NOW.

***

PT Bank Neo Commerce Tbk berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia (BI), serta merupakan bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

Artikel ini juga tayang di vritimes

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Populer

Mungkin Anda Suka
Related