Biaya Makan dan Jajan Saat Traveling yang Sering Diremehkan

Date:

Traveling dalam negeri sering terasa lebih aman di kantong dibanding liburan ke luar negeri. Bahasanya sama, makanannya familiar, dan jarak tempuh lebih dekat. Tapi ada satu pos pengeluaran yang hampir selalu membengkak tanpa disadari, yaitu biaya makan dan jajan.

Banyak orang merencanakan transportasi dan penginapan dengan rapi, lalu berpikir urusan makan bisa mengalir saja. Di sinilah kejutan sering terjadi. Pengeluaran kecil yang dilakukan berulang kali justru membuat total biaya liburan melonjak.

Kenapa Biaya Makan Selalu Terasa Membesar?

Saat liburan, ritme makan berubah. Kamu tidak lagi makan di jam yang sama seperti hari kerja. Sarapan bisa bergeser jadi brunch, lalu ditutup dengan makan malam yang lebih panjang. Di sela sela itu, selalu ada kopi, camilan, atau jajanan khas daerah yang sayang untuk dilewatkan.

Harga makanan di destinasi wisata juga cenderung lebih tinggi. Warung yang lokasinya strategis sering mematok harga di atas rata rata. Ditambah lagi, suasana liburan membuat kamu lebih permisif. Rasanya wajar untuk jajan lebih sering karena ini momen bersenang senang.

Efek Psikologis Liburan pada Pola Konsumsi

Saat traveling, otak bekerja dengan mode yang berbeda. Kamu ingin mencoba hal baru, termasuk makanan lokal yang sedang viral. Ada dorongan untuk mencicipi semuanya karena takut menyesal jika melewatkan.

Efek ini membuat pengeluaran terasa ringan di awal. Seporsi makanan atau segelas kopi terlihat kecil nilainya. Namun ketika dijumlahkan di akhir hari, totalnya bisa mengejutkan. Tanpa disadari, biaya makan harian saat liburan bisa dua hingga tiga kali lipat dari hari biasa.

Jajan Kecil yang Menggerogoti Anggaran

Jajan sering dianggap pengeluaran receh. Es kopi susu, gorengan lokal, dessert khas daerah, atau oleh oleh makanan ringan. Nilainya mungkin tidak besar per transaksi, tapi frekuensinya tinggi.

Traveling identik dengan jalan kaki dan eksplorasi. Setiap berhenti sejenak sering diikuti dengan beli sesuatu. Kebiasaan ini terasa menyenangkan, tapi berdampak langsung ke anggaran harian.

Perbedaan Biaya Makan di Setiap Kota

Indonesia punya variasi biaya hidup yang luas. Makan di kota besar tentu berbeda dengan kota kecil atau daerah wisata populer. Di beberapa destinasi, harga makanan bisa melonjak saat musim liburan.

Jika tidak menyesuaikan ekspektasi sejak awal, kamu bisa merasa anggaran jebol lebih cepat. Perencanaan kasar soal biaya makan per hari membantu menjaga pengeluaran tetap masuk akal.

Cara Lebih Sadar Mengatur Biaya Makan Saat Traveling

Langkah pertama adalah mengakui bahwa biaya makan dan jajan memang signifikan. Dari sini, kamu bisa mulai membuat batas harian yang fleksibel. Bukan untuk membatasi kesenangan, tapi agar tetap sadar.

Kamu bisa memilih satu atau dua momen makan yang ingin dibuat spesial. Selebihnya, pilih opsi yang lebih sederhana. Misalnya sarapan di penginapan atau makan di tempat lokal yang tidak terlalu turistik.

Membawa botol minum sendiri juga membantu mengurangi pembelian minuman berulang. Hal kecil seperti ini terasa sepele, tapi berdampak besar dalam beberapa hari perjalanan.

Mengatur Jajan Tanpa Mengurangi Pengalaman

Traveling tanpa jajan terasa kurang lengkap. Kuncinya bukan menghilangkan, tapi memilih dengan sadar. Kamu bisa fokus pada jajanan khas yang benar benar ingin dicoba, bukan membeli semua yang lewat di depan mata.

Mencatat pengeluaran harian secara singkat di ponsel membantu kamu tetap terhubung dengan kondisi anggaran. Tidak perlu detail rumit. Cukup tahu kisaran yang sudah terpakai.

Makan sebagai Bagian dari Cerita Perjalanan

Makanan sering menjadi bagian paling diingat dari sebuah perjalanan. Dari sarapan sederhana sampai makan malam panjang bersama teman atau keluarga. Karena itu, biaya makan bukan sesuatu yang perlu disesali, selama direncanakan dengan sadar.

Dengan pendekatan yang lebih realistis, kamu bisa menikmati kuliner lokal tanpa rasa bersalah. Liburan tetap menyenangkan, dompet pun tidak terasa kaget saat pulang.

Peran Pembayaran Digital Saat Traveling

Saat traveling, kemudahan transaksi ikut memengaruhi pola jajan. QRIS kini tersedia di banyak kota, dari kafe hingga pedagang kaki lima. Tinggal scan, bayar, dan lanjut jalan.

Pembayaran digital membantu kamu melihat pengeluaran dengan lebih jelas. Semua tercatat otomatis, sehingga kamu tahu ke mana uang pergi. Ini membantu menjaga kontrol tanpa harus menghitung uang tunai setiap saat.

Kamu dapat menggunakan QRIS di neobank dari Bank Neo Commerce. Selain itu, kamu juga bisa nikmati promo QRIS neobank di merchant tertentu dan sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku. 

Download aplikasi neobank di PlayStore atau App Store dan bayar pakai QRIS neobank. Klik QRIS neobank untuk info lengkap dan syarat dan ketentuan terbaru  tentang QRIS neobank.

***

PT Bank Neo Commerce Tbk berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia (BI), serta merupakan bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Artikel ini juga tayang di vritimes

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Populer

Mungkin Anda Suka
Related

KAI Ajak Penumpang Jaga Kebersihan di Tengah Tingginya Mobilitas Nataru

KAI Menjaga, Pelanggan Berpartisipasi: Sarana Publik Dijaga Bersama Hari...

Pastikan Perjalanan Aman dan Andal, KAI Divre IV Tanjungkarang Gelar Cek Lintas Selama Angkutan Nataru

PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional IV...

Sebanyak 42.777 Penumpang Gunakan Moda Kereta Api di Daop 4 Semarang pada H-2 Tahun Baru 2026

Pada H-2 Tahun Baru 2026, Selasa (30/12) kepadatan masih...

Demi Keselamatan, Para Pihak Sepakat Tutup Perlintasan KM 98+2/3 antara Stasiun Pekalongan – Sragi

Demi menjaga keselamatan dan keamanan perjalanan kereta api serta...