AI Connect Makassar Series mengupas cara kerja Vibe Coding serta prinsip etis dalam AI-Assisted Development. Acara ini menghadirkan pemateri dari akademisi dan industri, disertai demo langsung, diskusi, dan kuis interaktif yang diikuti lebih dari 100 peserta.
Telkom AI Center of Excellence Makassar menggelar event “AI Connect Makassar Series: How Vibe Coding Works & Ethics” secara daring, pada 9 Desember 2025. Acara yang dipandu oleh Sunarti M.R., Business and Community Lead Telkom AI Connect Makassar, ini diikuti lebih dari 100 peserta dari kalangan mahasiswa, akademisi, praktisi teknologi, hingga komunitas digital. Kegiatan ini mengangkat tren pemanfaatan artificial intelligence (AI) dalam pengembangan perangkat lunak melalui pendekatan Vibe Coding, sekaligus menyoroti pentingnya aspek etika dalam praktik AI-assisted development.
Topik tersebut relevan dengan meningkatnya adopsi AI di sektor teknologi, khususnya dalam proses coding. Survei GitHub menunjukkan bahwa lebih dari 70 persen developer global telah menggunakan atau mencoba AI-assisted coding untuk mendorong efisiensi dan produktivitas. Di sisi lain, pesatnya pemanfaatan AI juga menghadirkan tantangan baru, mulai dari menjaga kualitas kode, memahami konsep dasar pemrograman, hingga memastikan penggunaan teknologi tetap dilakukan secara bertanggung jawab.
Untuk memberikan pemahaman praktis mengenai penerapan AI di dunia nyata, rangkaian kegiatan diawali dengan pengenalan sejumlah produk AI Telkom yang telah digunakan di lingkungan industri, antara lain BigBox, OCA, dan Antares Eazy. Sesi ini memberikan gambaran konkret tentang bagaimana AI dimanfaatkan untuk mendukung analitik data, layanan komunikasi berbasis AI, serta pengelolaan Internet of Things (IoT) secara terintegrasi dalam proses bisnis.
Sejalan dengan pemaparan implementasi tersebut, pembahasan kemudian diarahkan pada aspek etika penggunaan AI dalam penulisan kode yang disampaikan oleh Anugrayani Bustamin, Dosen Teknik Informatika sekaligus Asisten Profesor Laboratorium AI Universitas Hasanuddin. Ia menegaskan bahwa pemanfaatan AI harus dibarengi integritas, tanggung jawab, serta pemahaman alur kerja yang memadai. Menurutnya, penggunaan AI tanpa batasan yang jelas berpotensi menimbulkan persoalan plagiarisme, penurunan kualitas kode, hingga risiko keamanan. Hal ini sejalan dengan rekomendasi UNESCO dalam Recommendation on the Ethics of Artificial Intelligence yang menekankan pentingnya penguatan kapasitas manusia agar pemanfaatan AI tetap bertanggung jawab.
Setelah pembekalan etika, peserta diajak menyimak sesi praktik “How Vibe Coding Works” yang dibawakan oleh Pandu Rijal Pasa, Co-founder vibecoding.id sekaligus IT Instructor AI for Productivity. Dalam sesi ini, peserta diperlihatkan proses pengembangan website melalui pendekatan prompt-to-code, mulai dari penyusunan instruksi hingga evaluasi hasil. Ia menekankan pentingnya menjaga struktur kode agar pemanfaatan AI tidak menghasilkan kode yang sulit dikembangkan. Studi McKinsey mencatat bahwa penerapan AI dengan tata kelola yang baik berpotensi meningkatkan produktivitas pengembangan perangkat lunak hingga 20–45 persen.
Salah satu peserta, Muh. Ilyas, mahasiswa Universitas Negeri Makassar, mengaku memperoleh pemahaman baru setelah mengikuti kegiatan ini. “Saya jadi lebih memahami bahwa AI bukan hanya soal kecepatan membuat kode, tetapi juga membutuhkan pemahaman konsep dan etika agar hasilnya tetap berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan. Aacaranya juga seru, ada open discussion dan kuis yang bikin kita semangat” ujarnya.
Sementara itu, Program Lead Telkom AI Connect, Mizan Lazuardi, menegaskan bahwa edukasi AI perlu dibangun secara seimbang antara aspek teknis dan etika. “Pemanfaatan AI dalam pengembangan teknologi harus sejalan dengan standar kualitas dan tanggung jawab. Melalui AI Connect, kami berkomitmen membekali talenta digital agar mampu mengadopsi AI secara produktif,” katanya.
Kegiatan ini ditutup dengan sesi kuis sebagai bentuk apresiasi kepada peserta. Melalui penyelenggaraan AI Connect, Telkom menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan ruang edukasi dan kolaborasi AI yang relevan dalam mendukung penguatan ekosistem digital nasional.
Artikel ini juga tayang di vritimes

